1. Grand Theft Auto (Australia)
Grand Theft Auto atau biasa disingkat GTA menjadi game yang cukup populer dikalangan anak remaja. Saking populernya hampir setiap anak laki-laki pernah memainkan game pabrikan Rockstar Games tersebut.
Sayangnya inti dari game GTA ini sebenarnya sangat buruk. Pengguna diajarkan bagaimana cara merampok, mencuri, membunuh, bahkan memperkosa. Australia menjadi negara yang menyadari keburukan GTA. Mereka telah melarang permainan ini.
2. Mortal Kombat (Brazil dan Jerman)
Sebenarnya sudah sejak lama Mortal Kombat menuai kontroversi. Bahkan Brazil dan Jerman sampai melarang masyarakatnya memainkan game tersebut. Alasannya karena di dalam game Mortal Combat terlalu banyak menampilkan adegan darah yang berlebihan.
Bahkan karena kontroversi yang dibuat Mortal Kombat inilah, Entertainment Software Rating Board sampai mengeluarkan aturan baru. Setiap kemasan game harus diberi label peringatan sesuai dengan usia penggunanya.
3. Pokemon (Arab Saudi)
Setelah meraih kesuksesan lewat manga dan animenya, Pokemon kemudian melanjutkan kiprahnya dengan merilis sebuah game. Sayangnya permainan tersebut dilarang di Arab Saudi. Pemerintah disana menganggap kalau permainan kartu ini cenderung seperti judi.
Di tahun 2001, semua produk yang berkaitan dengan pokemon dilarang di negara ini. Konon produk Pokemon menampilkan gambar salib dan tulisan “The Star of David” yang notabene merupakan lambang dari negara Israel.
4. Call of Duty (Rusia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuba)
Bermain game bergenre peperangan memang sangat mengasyikkan. Pengguna diajak ke zaman dimana dunia sedang berperang. Call of Duty menjadi game dengan genre perang paling populer di dunia. Meski begitu permainan ini justru dicekal di beberapa negara, seperti Rusia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuba.
Penyebabnya karena seri Call of Duty mengambil setting dari suatu negara yang pernah terlibat konflik. Parahnya lagi dalam game tersebut ada beberapa sejarah yang diubah. Menariknya, kontroversi tersebut justru membuat seri-seri Call of Duty semakin laris dipasaran.
5. Football Manager 2005 (China)
Sport Interactive pernah membuat blunder kecil yang berakibat cukup fatal. Pada seri Football Manager 2005, perusahaan tersebut memasukkan Tibet dan Taiwan terpisah dengan China. Padahal kedua negara tersebut masih menjadi wilayah kekuasaan China.
Karena kesalahan itulah, pemerintah China melarang Football Manager edisi 2005 dimainkan di negaranya. Hal ini karena dapat membahayakan kedaulatan China dan integritas teritorial.
Grand Theft Auto atau biasa disingkat GTA menjadi game yang cukup populer dikalangan anak remaja. Saking populernya hampir setiap anak laki-laki pernah memainkan game pabrikan Rockstar Games tersebut.
Sayangnya inti dari game GTA ini sebenarnya sangat buruk. Pengguna diajarkan bagaimana cara merampok, mencuri, membunuh, bahkan memperkosa. Australia menjadi negara yang menyadari keburukan GTA. Mereka telah melarang permainan ini.
2. Mortal Kombat (Brazil dan Jerman)
Sebenarnya sudah sejak lama Mortal Kombat menuai kontroversi. Bahkan Brazil dan Jerman sampai melarang masyarakatnya memainkan game tersebut. Alasannya karena di dalam game Mortal Combat terlalu banyak menampilkan adegan darah yang berlebihan.
Bahkan karena kontroversi yang dibuat Mortal Kombat inilah, Entertainment Software Rating Board sampai mengeluarkan aturan baru. Setiap kemasan game harus diberi label peringatan sesuai dengan usia penggunanya.
3. Pokemon (Arab Saudi)
Setelah meraih kesuksesan lewat manga dan animenya, Pokemon kemudian melanjutkan kiprahnya dengan merilis sebuah game. Sayangnya permainan tersebut dilarang di Arab Saudi. Pemerintah disana menganggap kalau permainan kartu ini cenderung seperti judi.
Di tahun 2001, semua produk yang berkaitan dengan pokemon dilarang di negara ini. Konon produk Pokemon menampilkan gambar salib dan tulisan “The Star of David” yang notabene merupakan lambang dari negara Israel.
4. Call of Duty (Rusia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuba)
Bermain game bergenre peperangan memang sangat mengasyikkan. Pengguna diajak ke zaman dimana dunia sedang berperang. Call of Duty menjadi game dengan genre perang paling populer di dunia. Meski begitu permainan ini justru dicekal di beberapa negara, seperti Rusia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuba.
Penyebabnya karena seri Call of Duty mengambil setting dari suatu negara yang pernah terlibat konflik. Parahnya lagi dalam game tersebut ada beberapa sejarah yang diubah. Menariknya, kontroversi tersebut justru membuat seri-seri Call of Duty semakin laris dipasaran.
5. Football Manager 2005 (China)
Sport Interactive pernah membuat blunder kecil yang berakibat cukup fatal. Pada seri Football Manager 2005, perusahaan tersebut memasukkan Tibet dan Taiwan terpisah dengan China. Padahal kedua negara tersebut masih menjadi wilayah kekuasaan China.
Karena kesalahan itulah, pemerintah China melarang Football Manager edisi 2005 dimainkan di negaranya. Hal ini karena dapat membahayakan kedaulatan China dan integritas teritorial.
ConversionConversion EmoticonEmoticon